fbpx

Agar Musibah tidak Menghampiri Kita

(Oleh Alm. Ust. Muhibin Bakrun, L.c)

 

Allah SWT selalu menunjukan tanda-tanda  kebesaran-Nya bisa dalam bentuk bencana alam berupa gunung meletus, banjir bandang, tanah longsor dan sebagainya. Allah SWT berfirman “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar Rum : 41) Di datangkannya musibah agar mereka (manusia) beriman dan kembali kepada Allah SWT. Tidak selamanya ujian itu tanda kemurkaan, justru bisa berarti tanda kasih sayang Allah SWT. “Tidaklah menimpa seorang mukmin sebuah musibah, duri atau musibah yang lebih besar dari itu kecuali Allah akan mengangkat derajatnya atau menggugurkan dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Barangsiapa diliputi ujian maka lihatlah ujian kepada Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya diantara umatnya tidak ada yang ditimpa musibah melebihi apa  yang menimpa Beliau . Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang paling keras ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya… (HR Tirmidzi). Allah SWT berfirman : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS al Baqarah :286).

Sesungguhnya ada beberapa hal agar musibah tidak selalu diturunkan. Dalam hadis Qudsi  Allah SWT berfirman, “Sungguh aku telah siapkan setumpuk bala dan musibah untuk hamba-hamba-Ku lalu aku dapati diantara mereka membuat aku tidak jadi menurunkan bala. Diantara mereka adalah orang-orang yang suka memakmurkan masjid dan orang yang gemar mempelajari Alquran dan sunnah serta setia mengikutinya, mereka yang mencintai sesama semata-mata untuk mengharapkan ridha-Ku, orang yang berpegang teguh terhadap sunnah utusanku, Muhammad SAW dan orang-orang yang senantiasa memohon ampun.

Itulah beberapa pilar atau tiang dunia. Manakala bala dan musibah itu diturunkan maka pilar pilar penegak dunia ini sudah rapuh. Masjid tidak berfungsi sesuai dengan fungsinya, jumlah orang yang mempelajari agama dan mengamalkannya tidak lagi banyak. Kemudian orang-orang menunjukkan egoismenya masing-masing dan Sedikit orang yang memohon ampun kepada-Nya. Agar musibah/bala tidak menghampiri kita sebaiknya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Memakmurkan Masjid dengan Shalat Berjamaah

Sesungguhnya dalam pelaksanaan shalat berjamaah di dalam masjid adalah upaya spiritual untuk kesejahteraan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat malam sepanjang waktu malam itu” (HR Muslim). Kemudian, “Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya (HR Muslim). Maka agar kita mendapatkan keberkahan dalam hidup ini biasakanlah dua rakaat sebelum subuh.

Allah SWT memberi penekanan tentang shalat berjamaah. “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha, Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu” (QS Al-Baqarah : 238). Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang terlewat (tidak mengerjakan) shalat ashar, seolah-olah dia telah kehilangan keluarga dan hartanya.” (HR Bukhari dan Muslim). Ketika kita menginginkan anak kita sejahtera dan saleh, kita dberi kemudahaan untuk mencari harta,  serta kesejahteraan dan keberkahan kita dapatkan di dunia ini, maka upaya spiritualanya adalah dengan membiasakan shalat secara berjamaaah utamanya shalat ashar.

Selama masih ada orang-orang yang memakmurkan masjid dan hatinya selalu terpaut dengan masjid, merasa terpanggil ketika dikumandangkan adzan, maka InsyaAllah, musibah itu tidak akan diturunkan oleh Allah SWT ke dunia.

  1. Orang yang Mempelajari Al-Quran.

Sepanjang kita masih mendapati orang yang senantiasa menyiapkan waktu untuk mempelajari Al-Quran, mempelajari tafsir dan sebagainya atau oarang-orang yang menghiasi hidupnya dengan Alquran dan hadis dalam segala aspek kehidupannya, maka InsyaAllah musibah itu tidak akan diturunkan oleh Allah SWT.

Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda : “derajat seseorang yang berpengetahuan, mengenali Allah SWT dan Rasul-Nya dengan ayat Alqur’an dan hadis dengan mereka yang tidak mengenalinya terpaut tujuh ratus derajat, dan setiap derajat setara perjalanan lima ratus tahun.

  1. Orang yang Saling Mencintai karena Allah

Orang-orang yang memupuk rasa cinta satu dengan lain, mengendalikan hawa nafsunya sehingga kalaupun terjadi perbedan di antara mereka, disikapi dengan biasa saja tanpa ada rasa permusuhan. Perbedaan bukan alasan untuk tidak bertegur sapa. Meskipun berbeda tetapi hati tetap menyatu

Rasulullah SAW bersabda : “…Perkara, yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan mendapatkan rasa manisnya iman ,yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang selain keduanya, apabila ia mencintai seseorang, namun ia tidak mencintainya kecuali karena Allah” (HR Bukhari & Muslim).

Dari Anas bin Malik R.A bahwa ada seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, Kapankah hari kiamat itu?” Rasulullah SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut kedatangannya?” Orang itu menjawab, “Untuk menyambutnya, saya tidak menyiapkan shalat yang banyak, tidak juga puasa yang banyak serta tidak sedekah yang banyak, akan tetapi saya mencintai Allâh dan Rasul-Nya.” Rasulullah SAW bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR Bukhari)

 

  1. Senantiasa Memohon Ampun kepada Allah SWT

Dalam QS Al Anfal ayat 33 Allah SWT berfirman: Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” Tentu memohon ampun bukan sekedar beristighfar di lisan saja. Istighfar adalah sebuah pengakuan bahwa diri kita adalah seorang hamba. Kemudian mempunyai sebuah pemahaman antara nilai dunia dibandingkan dengan akhirat, memahami visi dan misi hidup ini, lalu tidak menyekutukan-Nya. Mengakui kesalahan-kesalahnya, kemudian bertaubat dan melaksanakan perintah-perintah-Nya

Itulah beberapa hal yang harus kita renungkan agar Musibah tidak menghampiri kita. Allah SWT Maha Berkehendak, tugas kita hanyalah memperkokoh pilar-pilar dunia tersebut, dimulai dari diri kita sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *